Saturday, October 19, 2019

BUDAYA ACEH SUNATAN SUKU KLUET


ADAT SUNATAN SUKU KLUET

Suku kluet sebuah suku yang terletak di kecamatan aceh selatan, seperti kluet tengah, kluet timur,kluet utara dan kluet selatan. Secara umum keseluruhan masyarakat kluet termasuk kedalam rumpun batak yaitu batak utara. Dalam kehidupan masyarakat suku kluet masih sangat kuat dengan “reusam” (adat istiadat) suku kluet di masa sekarang ini sudah banyak yang bercampur tradisi, baik itu suku aceh asli, suku aneuk jamee dan suku kluet asli.
Walaupun adat masih memakai aturan adat asli aceh, namun sudah mengalami beberapa pembaharuan yang disesuaikan dengan adat asli suku kluet yang memang sebagian besar mendiami di beberapa kecamatan kluet. Acara yang dilaksanakan suku kluet sangat unik karena mengandung banyak makna yang mendalam disetiab prosesinya. Adapun prosesi dalam khitanan di suku kluet ini adalah sebagai berikut :



Ndok wari (menentukan hari acara)

(sumber:kluetrayanews)

Sebelum melaksanakan kenduri sunat rasul (khitan), pihak keluarga akan melaksanakan kegiatan wajib yang biasa disebut ndok wari , ini adalah tahapan mufakat oleh kerabat dekat untuk mendapatkan waktu terbaik melaksanakan acara. Ndok wari dilaksanakan untuk mendapatkan tanggal, hari dan bulan terbaik untuk melaksanakan acara khitan. Setelah kesepakatan didapatkan langkah selanjutnya adalah menjumpai pimpinan adat dan hokum untuk menyampaikan hasil musyawarah tadi agar selanjutnya adat hukum akan membahasnya, jika sudah disetujui maka baru bisa acara untuk dilanjutkan.
selanjutnya memberikan undangan kepada keluarga, masyarakat, dan hukum adat melalui utusan dari keluarga tersebut, yang biasanya disebut dengan “pemamoan” yang biasanya adalah saudara tua ataupun saudara muda dari ibu yang sunatan. Biasanya penyebaran undangan ini dilakukan dua atau tiga hari sebeluh dimulainya acara. pihak pemamoan akan datang ke rumah-rumah warga dan menyampaikan seluruh prosesi acaranya. Biasanya pemamoan akan membawa sirih dan pinang untuk dinikmati oleh orang yang di undang tersebut.



Majok pande/senambat (tempat acara)

(sumber:kluetrayanews)

masyarakat akan diundang oleh tuan rumah,baru setelah itu para anggota pemuda gampong akan beramai ramai mendirikan tempat acara (teratak). Proses ini akan dipimpin oleh ketua pemuda gampong selain memasang teratak pemuda juga akan membantu untuk memasang langit-langit di dalam rumah yang mengadakan pesta.
Sementara pemuda memasang teratak, kaum bujang atau pemudi akan bertugas untuk memasang perlengkapan di dalam, seperti membalut dinding, dan mengatur gabak-gabak (simbol adat). Pemasangan semua perlengkapan ini biasanya akan dipimpin oleh orang yang mengerti adat, jadi tidak boleh dipasang secara sembarangan.

Tandok seamparan (duduk bersama perangkat hukum adat)

(sumber:kluetrayanews)
masyarakat akan diundang oleh tuan rumah,baru setelah itu para anggota pemuda gampong akan beramai ramai mendirikan tempat acara (teratak). Proses ini akan dipimpin oleh ketua pemuda gampong selain memasang teratak pemuda juga akan membantu untuk memasang langit-langit di dalam rumah yang mengadakan pesta.
Sementara pemuda memasang teratak, kaum bujang atau pemudi akan bertugas untuk memasang perlengkapan di dalam, seperti membalut dinding, dan mengatur gabak-gabak (simbol adat). Pemasangan semua perlengkapan ini biasanya akan dipimpin oleh orang yang mengerti adat, jadi tidak boleh dipasang secara sembarangan.

Alongan (kedatangan tamu undangan)
(sumber:kluetrayanews)
(sumber.monaysmar.id)
para warga gampong datang beramai ramai membantu menyiabkan persiapan untuk acara puncak keesokan harinya. Hal yang dilaksanakan adalah menyiabkan makanan yang akan dimakan bersama nantinya, biasanya hal ini akan dilakukan kerabat dekat ataupun warga kampong, sedangkan undangan dari daerah lain dan kerabat jauh biasanya hanya akan datang dengan membawa buah tangan berupa kado yang diberikan kepada anak yang akan disunat keesokan harinya.

Mekacar (memasang inai) 
(sumber:kluetrayanews)
Mekacar atau memasang inai biasanya dilakukan oleh bujang (remaja putri) yang akan dipasangkan kepada anak yang akan disunat, di sekitar ujung jari tangan dan telapak kaki. Proses ini dimulai dari malam tandok seamparan setelah tamu pulang sampai beberapa hari berturut turut. Biasanya kegiatan ini dilakukan pihak remaja dari keluarga dekat maupun tetangga sekitar rumah anak senat.

Tepung tawar (peusijuk)
                                                        (Sumber :bjpotret.com)
merupakan sebuah prosesi peusijuk pemberkahan secara adat, prosesi ini dilaksanakan setelah tandok seamparan.tepung tawar akan dilakukan oleh beberapa kerabat dekat dengan keluarga anak senat.

Wari petasak (hari puncak acara)
(sumber:kluetrayanews)
pihak tuan rumah sudah menyiabkan berbagai jamuan kepada para tamu undangan yang datang kerumah untuk memberikan selamat dan bersalaman dengan anak senat dan orang tuanya. tamu undangan yang datang biasanya adalah tamu jauh, biasanya para tamu akan dihibur oleh tarian dan music, atau biasa disebut (canang). Dihari tersebut merupakan hari dimana anak senat kan melaksanakan khitan.

Mangan dalung (makan dipiring besar)
                                                            (sumber : ridhauddinblog)
hari dimana anak senat akan memakai pakaian adat lengkap, dan kemudian melaksanakan makan dengan menggunakan piring besar khas kluet (pinggan dalung). Setelah acara mangan dalung selesai baru anak senat kan di bawa ke suangai.

Mepanger (mandi di sungai)
(sumber:kluetrayanews)
Prosesi ini biasanya dilakukan disiang hari setelah mangan dalung, prosesi ini adalah proses memandikan anak senat di sungai oleh keluarga, acara ini diiringi dengan lantunan salawat dan tarian, sebelum di mandikan, biasanya anak senad dipangkas rambutnya.

Nyolang anak senat (menggendong)

 Acara ini adalah prosen menggendong anak senat yang diarak keliling kampong secara beramai ramai oleh keluarga dan masyarakat gampong, yang menggendonnya adalah abang dari anak senat, prosesi ini akan dilakukan saat berangkat dari menuju sungai sampai kembali lagi kerumah.

Nyerah senat (penyerahan)

(sumber:kluetrayanews)
Adalah proses penyerahan antara orang tuan anak senat kepada mudim, dan di prosesi ini ada makan bersama mudim dan anak senat.
Mato senat (hari sunatan)
Proses ini merupakan pelaksanaan khitan, dilakukan di sore hari oleh mudim(tukang khitan)
Nyagoi anak senat (menjaga)

Pemuda akan menjaga anak senat setelah khitan, proses ini berlangsung selama 3 hari
Mido izin (Meminta izin)
Berkumpulnya kembali adat hukum ,masyarakat dan tuan rumah. Tuan rumah akan mengucapkan terimakasih atas bantuan berjalannya acara dari awal sampai selesai. Tuan rumah mengeluarkan empat jambar (piring) nasi tumpang dan diserahkan secara adat kepada perangkat hukum adat, pemuda, orang dapur, kepada ketua ibu-ibu yang membantu mempersiabkan perlengkapan adat. Acara ini dilaksanakan setelah shalat isya dan sekaligus sebagai berakirnya sebuah kenduri.
Seiring dengan kemajuan tegnologi banyak adat istiadat terlupakan oleh masayarakat, semua itu disebabkan oleh kelalaian menggunakan tegnologi sehingga membuat anak mileneal malas melestarikan kebudayaan, seharusnya kita sebagai masyarakat mileneal harus melestarikan tradisi ini sehingga bisa menjadi jati diri yang bisa dikenal di kancah nasional dan bahkan bisa di kancah internasional.
  

0 comments:

Post a Comment