Saturday, October 19, 2019

BUDAYA ACEH MEMASAK KUAH BEULANGONG DAPAT MENGIKAT TALI SILATURAHMI UNTUK GENERASI MILENIAL




sumber gambar : www.acehprov.go.id/

kekayaan budaya dan adanya tradisi peninggalan nenek moyang menjadikan sebuah daerah memiliki nilai dan keunikannya tersendiri. Hampir semua daerah yang ada di negara kita Indonesia memiliki makanan khasnya masing-masing, yaitu seperti makanan-makanan yang sering disajikan oleh orang-orang terdahulu yang telah menjadi makanan favorit di daerahnya dan tidak sama dengan makanan-makanan dari daerah lain. baik resep masakannya, cara penyajiannya, dan pengaruh budaya sekitar yang menjadikan hasil olahan makanan tersebut lebih spesial.


Di Aceh Besar terdapat sebuah masakan khas dan sering dimasak oleh masyarakat setempat ketika acara-acara besar dilaksanakan. masakan tersebut adalah Kuah Beulangong. Masakan Kuah Beulangong harus dikenali oleh semua orang, karena memiliki rasa yang sangat enak dan menyimpan banyak keunikan saat proses memasaknya.

Mengenal Lebih dekat Kuah Beulangong
Kuah beulangong merupakan salah satu makanan legendaris dan menjadi makanan favorit di Aceh Besar. Arti dari kata Beulangoeng adalah Beulanga yang digunakan saat memasak. Berarti Kuah Beulangong adalah kuah dalam belanga. Masakan Kuah Belangong atau Kuah Belanga ini  menjadi salah satu makanan terlaku Aceh Rayeuk (Aceh Besar). Masakan ini sering disajikan sebagai menu utama saat acara hajatan adat atau acara pesta perkawinan.


yang membuat masakan Kuah Beulangong memiliki rasa yang spesial karena pengelohan bumbunya yang berbeda dengan daerah lain. Bumbu yang digunakan saat memasak Kuah Beulangoeng yaitu cabai merah, cabai kering, cabe rawit, kelapa,  buah kemiri, lengkuas, gongseng, dan masih banyak bumbu lainnya dengan syarat semua bumbu itu harus digiling. Lalu ditambahkan dengan potongan daging sapi, potongan nangka/pisang kapok, jeruk, dan  yang telah Rajang dengan asam buah meuteu.      

       
                                                                                sumber gambar : www.merdeka.com
                                                                                                                                                                    
Budaya Unik Memasak Kuah Beulangong
Cara memasak Kuah Beulangong terbilang unik dikarenakan dari peraturan cara memasaknya yang harus mengikuti peraturan tradisi setempat yang telah ditetapkan secara turun-temurun oleh Nenek Moyang masyarakat Aceh Besar. Tidak hanya itu, biasanya semua proses memasak Kuah Beulangong melibatkan sebagian besar masyarakat setempat. bahkan hampir semua masyarakat datang membantu dari awal hingga akhir proses memasaknya.


Yang unik selanjutnya adalah peraturan untuk orang yang memasak harus berasal dari kaum pria, hal tersebut sudah dilakukan secara turun temurun dan telah dimulai sejak masa kesultanan. Tradisi tersebut hanya berlaku ketika ada acara-acara besar seperti pesta perkawinan dan acara hajatan.  Sedangkan diluar acara besar, ada yang melibatkan kaum perempuan. Contohnya seperti memasak Kuah Beulangong untuk dijual di warung nasi.

                                                      sumber gambar : www.acehtourism.info

Setelah proses memasak bersama-sama selesai, masyarakat segera menghidangkan dengan nasi putih. setelah dihidangkan, masyarakat langsung menyantap hidangannya bersama-sama. disitulah sifat saling bergotong royong terjadi. sehingga dapat mempererat tali silaturrahmi antara sesama masyarakat. Nenek moyang masyarakat Aceh Besar telah memberikan cara melalui budayanya agar masyarakat akan terus kompak dan saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat.

                                                                                                                                                          Peran Budaya Memasak Kuah Beulangong di Masa Milenial
Jika dikaitkan dengan masa sekarang yang disebut dengan generasi milenial, memang budaya gotong royong mulai memudar. Banyak pemuda yang mengurungkan diri di kamar dan lalai dengan menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bermain game. tidak peduli apa yang terjadi dengan tetangga sekitar

di jaman milenial sekarang ini lebih terkesan individual, banyak pemuda-pemuda mengabaikan nilai politik, fokus terhadap materialistis dan masih kurang peduli untuk membantu sesama. sehingga menimbulkan sifat pemalas dan seakan-akan tidak butuh sosial bermasyarakat.

Tidak hanya itu, pengaruh canggihnya teknologi di jaman sekarang sangat berakibat negatif dan menurunkan budaya gotong royong yang ada di masyarakat. Contohnya karena terciptanya teknologi praktis dalam memasak yang tidak butuh tenaga banyak orang, sehingga  memasak makanan yang seharusnya membutuhkan gotong royong tergantikan oleh bantuan mesin. Jika dilihat dari canggihnya teknologi mesin yang ada dimasa sekarang, seakan-akan segala sesuatu bisa dilakukan dengan mesin.

Ada yang tidak dapat digantikan oleh mesin saat memasak Kuah Beulangong, yaitu ketika mencari bumbu untuk dijadikan bumbu masakan yang memerlukan banyak orang untuk mencarinya, tujuan utamanya untuk menciptakan rasa kuah yang cocok untuk lidah mayoritas masyarakat. selanjutnya bisa saling menilai bagaimana hasil takaran dan teknik memasak. Jika dibandingkan dengan memasak di mesin, belum tentu bisa cocok untuk mayoritas lidah masyarakat setempat.

            
Salah satu Peran Kuah Beulangoeng yaitu untuk mempererat tali silaturrahmi sangat tinggi. belum ada mesin yang dapat menciptakan aroma dan rasa Kuah Beulangong ala masakan masyarakat sekitar yang ada di Aceh Besar. Di Aceh besar sendiri belum pernah memasak Kuah Beulangong menggunakan mesin. Jadi mau tak mau masyarakat harus bergotong royong ketika memasak Kuah Beulangong tersebut.
sumber gambar : www.medanbisnisdaily.com



      Warisan Peninggalan nenek moyang kita adalah cerminan, bahwa peninggalan leluhur sangatlah unik dan leluhur kita juga memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam menentukan perilaku di daerah sekitar. di jaman sekarang, merupakan jaman dimana kemajuan teknlologi sangatlah pesat, tak seharusnya pemuda-pemuda lalai dan melupakan peninggalan-peninggalan leluhur kita. Walaupun teknologi telah berhasil mempermudah segala urusan manusia dan bahkan menjadikan manusia seperti seorang bos. Kita tetap wajib mempelajari budaya peninggalan leluhur dan melestarikannya.


kita sebagai masyarakat yang hidup di zaman mileneal sudah  harus memulai sadar dan mendalami tentang budaya peninggalan nenek moyang kita, agar tidak hilang dimakan oleh perkembangan zaman, jadi jangan biarkan harta budaya hilang karena teknologi, tapi manfaatkan teknologi untuk melestarikan budaya peninggal nenek moyang kita.


0 comments:

Post a Comment