TARIAN KHAS TANAH KLUET TARIAN
LANDOK SAMPOT
Menjadikan tari sebagai jati diri
keberagaman karya leluhur yang akan tetap indah di kalangan masyarakat mileneal
saat ini.
Aceh
merupakan wilayah yang memiliki beragam kekayaan budaya yang tersebar luas di
hampir semua provinsinya, banyak kebudayaan yang hampir sama namun tak jarang
juga kita akan menemukan sebuah kebudayaan suatu daerah sangan khas, sangat
berbeda dengan wilayah-wilayah lain di tanah rencong. Baik itu dari tarian,
kebiasaan, dan berbagai kebudayaan lainnya.
Dari
beragamnya kebudayaan tersebut saya ingin membahas lebih khususnya adalah
kebudayaan tari di ujung selatan aceh, yaitu di daerah tanah kluet, kabupaten
aceh selatan. Kebudayaan tersebut adalah TARIAN LANDOK SAMPOT.
(sumber gambar : novel.
Seperti
yang kita tau banyak tarian yang ada di berbagai daerah, seperti daerah gayo
dengan tarian saman-nya, di kab. Pidie dengan tarian laweut aceh, daerah aceh
selatan dengan rapai geleng-nya maka di tanah kluet memiliki tarian unik juga
yaitu tarian landok sampot.
Merujuk
pada sejarah, tarian landok sampot merupakan tarian yang diciptakan oleh
seorang panglima tanah kluet yang bernama Amat Sa’id. Dan tarian ini berkembang
pesat pada masa kejayaan Raja Imam Balai Pasantun dan Teuku Keujreum Pajelo.
Tarian ini menjadi tarian adat yang disakralkan dalam setiab acara-acara adat
di tanah kluet. Namun hal yang sangat disayangkan dari karya tarian landok
sampot ini adalah dimana sang pencipta tarian ini tidak dapat melihat tarian
ini dicintai oleh masyarakat kluet, karena sebelum tarian ini berkembang pesat
sang pencipta Ahmad Sa’id menghilang dari sebuah perjalanan di gunung lawe
sawah dank arena hal tersebut hingga sampai saat ini gunung tersebut diberi
nama gunung Amad Sa’id.
(sumber
gambar :kluetmedia)
Dari
masa tersebut tarian landok sampot terus mengalami perkembangan dan akan terus
dilestarikan secara turun temurun sebagai sebuah harta warisan leluhur dari
tanah kluet. Menurut penuturan beberapa sumber tarian landok sampot mulanya
terbentuk dari latihan perang perangan dengan menggunakan pedang yang dibuat
dari bambu yang dipukulkan ke lawan atau dalam bahasa kluet biasa disebut
sampot.
Karena
seringnya dilaksanakan latihan perang, lama-kelamaan akhirnya latihan ini
menjadi tarian yang sakral hingga saat ini. Tarian landok sampot biasanya akan
ditampilkan khusus di acara-acara upacara kerajaan yang dimainkan oleh para
bangsawan kerajaan, pada masa dulu tarian ini hanya boleh ditampilkan untuk menghibur
keluarga kerajaan pada masa kerajaan dahulu. Namun seiring dengan perkembangan
zaman hingga sampai kemasa masyarakat mileneal seperti saat ini tarian landok
sampot sudah banyak ditampilkan di acara-acara biasa, seperti acara kenduri di
rumah warga ataupun dibeberapa adat lainnya.
Dari
tarian landok sampot ini memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan
tarian-tarian aceh lainnya, tarian ini sangatlah unik, sangat menarik untuk
disaksikan, hal yang akan ditampilkan pada tarian ini adalah terdapatnya
berbagai gerakan tangan dan hentakan kaki ke lantai ataupun tanah yang akan
menimbulkan suara serentak sekaligus akan terlihat kemahiran sang penari
mempergunakan alat perang –perangan yang di buat dari material kayu ataupun
bambu. Tarian landok sampot biasanya akan dimainkan oleh delapan orang
laki-laki dewasa, diiringi dengan penyair dan seperangkat alat music yang
terdiri dari gong, siling, dua gendang dan dua canang. Seperti namanya, landok
yang berarti tari dan sampot yang berarti libas/pukul, maka tarian ini
menampikan tarian seperti berkelahi antara 2 pemuda yang memakai pedang.
Tarian
landok sampot memiliki lima macam gerakan yang terdiri dari : landok kedidi
(gerakan seperti burung kedidi yang bisa melompat riang dengan tempo yang
cepat), landok kedayung (gerakan gemunai seperti mendayung sampan), landok
sembar keluakai (gerakan dasar seperti burung elang menyambar,gerakannya cepat,
tangkas dan dinamis), landok sampot (gerakan melecut atau memukul dengan
menggunakan bamboo atau kayu), dan landok pedang (gerakan penari dengan
menggunakan pedang yang menunjukkan ketangkasan dan kekebalan).
(sumber
gambar:kluetrayanews)
Didalam
melaksanakan pementasan tarian adat ini para penari diwajibkan menggunakan
pakaian lengkap adat suku kluet, baru setelahnya boleh melakukan penampilan
tari. Dari keunikan tarian ini sangat indah untuk disaksikan dan tak lekang
oleh perkembangan zaman. Namun untuk saat ini, seiring dengan perkembagan zaman
jika tidak ada upaya nyata dari masyarakat pemerintah ataupun kaum mileneal itu
sendiri bukan tidak mungkin sebuah warisan budaya ini dilupakan dan lama
kelamaan akan menghilang, di masa sekarang ini di mana teknologi sudah sangat
merubah pola hidub manusia, sudah sangat dimanjakan oleh tegnologi sehingga
secara tidak langsung hal ini sedikit demi sedikit akan mengubah pandangan
masyarakat akan pentingnya melestarikan kebudayaan.
Dikarenakan
kita hidub dimasa pesatnya tegnologi, seharusnya kita sebagai anak mileneal
harus lebih bijak menggunakan tegnologi, harus bisa memanfaatkan tegnologi
sebagai media mengembangkan budaya local agar bisa tetap lestari, dikenal oleh
nasional bahkan sampai kancah internasional. Di masa mileneal saat ini kita
sudah di fasilitasi dengan tegnologi canggih dan sangat cepat, sehingga hal
tersebut harus kita manfaatkan sebagai media mempromosikan budaya aceh.
Sudah
kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk melestarikan kebudayaan sekitar kita,
karena dari kebudayaan lah akan menjadi jati diri sebuah wilayah, bisa
menggambarkan kehidupan budaya dari warisan leluhur, jika terus kita lestarikan
maka budaya tersebut kita harapkan bisa menjadi landasan masayarakat mileneal
untuk bisa mengangkat budaya sebagai sebuah harta yang sangat penting di jaga
dan dilestarikan secara turun temurun sehingga budaya local kita bisa di
nikmati di kancah nasional bahkan bisa menembus kancah internasional.
Jadi kita sebagai masyarakat mileneal sudah
harus memulai mendalami tentang budaya ini, agar tidak hilang dikikis oleh
perkembangan zaman, jadi jangan biarkan harta budaya hilang karena tegnologi,
tapi, gunakan tegnologi dengan bijak untuk mengembangkan dan menyebarkan budaya
ini agar budaya akan bisa terus di jaga dan di nikmati, dari masa saat ini sampai
masa setelah kita masayarakat masih bisa menyaksikannya bahkan kita harapkan
akan bisa melestarikannya juga.[]
0 comments:
Post a Comment